Selasa, 05 September 2017

Oase Damai Di Pucuk Malon, Gunungpati, Semarang



Budidaya Pedamaian, Di Pucuk Malon, Gunungpati, Semarang
Duta Damai Semarang Goes To Village, merupakan salah satu kegitan off line yang dilaksanaan oleh Duta Damai Dunia Maya Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Semarang. Kegiatan ini dilaksanakan sebagai salah satu rangkaian acara peringatan Hari Perdamai Dunia (World Peace Day) sekaligus Sumpah Muda 2017. Kegiatan berkunjung dan melakukan sosialisasi maupun pendampingan di desa-desa, yang pertama kali akan di lounching pada kunjungan pertama di Desa Malo, Kecamata Gunungpati, Semarang. Yang sudah terlaksana pada Minggu malam, 3 September 2017. Kegiatan bertajuk ”Peran Masyarakat dalam Mencegah Ideologi Radikal dan Terorisme” ini bertujuan untuk menebarkan virus-virus perdamaian dan sekaligus mengkloning  generas yang bijak bermedia sosial di dunia maya yang perduli terhadap kemaslahatan serta persatua negara.
Pada muaranya, setelah desa-desa tersebut diberikan pemahaman maka selanjutnya akan dilakukan pendampingan untuk melaksanakan indikator desa damai. Seperti diantaranya masyarakat yang taat pada peraturan, menghargai atau bertoleransi akan keberagaman, cinta musyawarah dan kedamaian, serta warga yang membangun kemajuan dalam keguyuban berbudaya maupun bernegara. Sehingga setelah dianggap sudah mampu  menjalankan indikator tersebut secara mandiri, maka layak dinobatkan sebagai “’Desa Damai.”
Nah, asalkan Sahabat Pendamai tahu, Desa Malon, Gunungpati ini sudah memliki beberapa indikator tersebut. Diantaranya adalah toleransi yang dimiliki oleh warganya. Seperti halnya mereka sangat menghormati perbedaan antar agama dilingkungannya.Membudayakan bergotong royong dalam pembangunan desa, maupu duduk bersama untuk bermusyawarah maksimal selapan atau 40 hari, dengan berkumpul dipadepokan. Tidak hanya sekedar duduk dan ngobrol saja, biasanya para tokoh masyarakat seperti pimpinan Padepokan Ilir-ilir Kyai Rohadi, perangkat desa, warga serta karang taruna bersinergi mngisi kegiatan lapanan ini dengan pengajian, sarasehan, wayangan, mengangkat seni darah, hingga berlatih kethoprak (seni peran tradisional Jawa) bersama-sama.
Tidak hanya itu, mereka pun menjunjung slogan atau jargon Kota Semarang yakni Dengan Budaya “ Semarang Hebat.” Pada malam sosialisasi pun (oleh Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme Jawa Tengah dan Duta Damai Semarang) di Padepokan Ilir-ilir Sunan Kalijaga Duta Damai disambut dengan semangat dan antusiasme warganya. Hal ini dibuktikan dengan kedatangan mereka, meskipun hari sudah dan lelah usai pulang bekerja dengan semangat mereka menyempatkan hadir. Dan juga fokus memperhatikan setiap materi acara yang didukung oleh Kuliah Kerja Nyata Universitas Negeri Semarang (KKN UNNES) Desa Malon. Yakni yang disampaikan perwakilan FKPT Jawa Tengah Syamsul Huda, S.Sos., M.Si. bertajuk ”Peran Masyarakat dalam Mencegah Ideologi Radikal dan Terorisme” dan “Cerdas Di Dunia Maya” oleh Perwakilan Duta Damai Semarang yakni Raundoh Tul Jannah. Tidak berhenti disitu, mereka pun antusian bertanya dan memberikan masukan bahkan berpendapat apa yang seharusnya dilakukan pemuda-pemudi Indonesia untuk menjaga perdamaian di negeri ini. Aktif dan interaktif, itulah generasi Indonesia yang harus terus berkembang pemikiannya dan dikaryakan potensinya. Dan masih banyak karifan lokal yang dapat dibagikan dan dijelajahi lagi, sertadikembangkan potensinya.
Sahabat, itulah beberapa alasan mengapa Desa Malon layak sebagai salah satu referensi desa binaan untuk menjadi “Desa Damai” di Semarang. Karena hal terkecil yang dapat dimulai untuk menyemai benih perdamaian adalah dari stage holter bawah yakni desa dan jajarannya. Dari sanalah warga mulai menapakkan kaki dan jiwanya untuk berencana menatap masa. Oleh karena itu, marilah jaga persatuan bangsa dan negara, majukan segala potensi yang ada. Jadilah permata muda-mudi yang cerdas, berbangsa dan berdunia maya diera media.
Ayo
Awali Damaimu, Dari Desamu. Karena Damai Itu Indonesia(R.T.J.)
#tugumudadutadamai #malondesadamai #damaiituundonesia #oasedesadamai