Budidaya Pedamaian, Di Pucuk Malon,
Gunungpati, Semarang
Duta Damai
Semarang Goes To Village, merupakan salah satu kegitan off line yang
dilaksanaan oleh Duta Damai Dunia Maya Badan Nasional Penanggulangan Terorisme
(BNPT) Semarang. Kegiatan ini dilaksanakan sebagai salah satu rangkaian acara
peringatan Hari Perdamai Dunia (World Peace Day) sekaligus Sumpah Muda 2017.
Kegiatan berkunjung dan melakukan sosialisasi maupun pendampingan di desa-desa,
yang pertama kali akan di lounching pada kunjungan pertama di Desa Malo,
Kecamata Gunungpati, Semarang. Yang sudah terlaksana pada Minggu malam, 3
September 2017. Kegiatan bertajuk ”Peran Masyarakat dalam Mencegah Ideologi
Radikal dan Terorisme” ini bertujuan untuk menebarkan virus-virus
perdamaian dan sekaligus mengkloning generas yang bijak bermedia sosial di dunia
maya yang perduli terhadap kemaslahatan serta persatua negara.
Pada
muaranya, setelah desa-desa tersebut diberikan pemahaman maka selanjutnya akan
dilakukan pendampingan untuk melaksanakan indikator desa damai. Seperti diantaranya
masyarakat yang taat pada peraturan, menghargai atau bertoleransi akan
keberagaman, cinta musyawarah dan kedamaian, serta warga yang membangun
kemajuan dalam keguyuban berbudaya maupun bernegara. Sehingga setelah dianggap
sudah mampu menjalankan indikator
tersebut secara mandiri, maka layak dinobatkan sebagai “’Desa Damai.”
Nah, asalkan
Sahabat Pendamai tahu, Desa Malon, Gunungpati ini sudah memliki beberapa indikator
tersebut. Diantaranya adalah toleransi yang dimiliki oleh warganya. Seperti
halnya mereka sangat menghormati perbedaan antar agama
dilingkungannya.Membudayakan bergotong royong dalam pembangunan desa, maupu
duduk bersama untuk bermusyawarah maksimal selapan atau 40 hari, dengan
berkumpul dipadepokan. Tidak hanya sekedar duduk dan ngobrol saja, biasanya
para tokoh masyarakat seperti pimpinan Padepokan Ilir-ilir Kyai Rohadi,
perangkat desa, warga serta karang taruna bersinergi mngisi kegiatan lapanan
ini dengan pengajian, sarasehan, wayangan, mengangkat seni darah, hingga
berlatih kethoprak (seni peran tradisional Jawa) bersama-sama.
Tidak hanya
itu, mereka pun menjunjung slogan atau jargon Kota Semarang yakni Dengan Budaya
“ Semarang Hebat.” Pada malam sosialisasi pun (oleh Forum Koordinasi Pencegahan
Terorisme Jawa Tengah dan Duta Damai Semarang) di Padepokan Ilir-ilir Sunan
Kalijaga Duta Damai disambut dengan semangat dan antusiasme warganya. Hal ini
dibuktikan dengan kedatangan mereka, meskipun hari sudah dan lelah usai pulang
bekerja dengan semangat mereka menyempatkan hadir. Dan juga fokus memperhatikan
setiap materi acara yang didukung oleh Kuliah Kerja Nyata Universitas Negeri
Semarang (KKN UNNES) Desa Malon. Yakni yang disampaikan perwakilan FKPT Jawa
Tengah Syamsul Huda, S.Sos., M.Si. bertajuk ”Peran Masyarakat dalam Mencegah
Ideologi Radikal dan Terorisme” dan “Cerdas Di Dunia Maya” oleh
Perwakilan Duta Damai Semarang yakni Raundoh Tul Jannah. Tidak berhenti disitu,
mereka pun antusian bertanya dan memberikan masukan bahkan berpendapat apa yang
seharusnya dilakukan pemuda-pemudi Indonesia untuk menjaga perdamaian di negeri
ini. Aktif dan interaktif, itulah generasi Indonesia yang harus terus
berkembang pemikiannya dan dikaryakan potensinya. Dan masih banyak karifan
lokal yang dapat dibagikan dan dijelajahi lagi, sertadikembangkan potensinya.
Sahabat,
itulah beberapa alasan mengapa Desa Malon layak sebagai salah satu referensi
desa binaan untuk menjadi “Desa Damai” di Semarang. Karena hal terkecil yang
dapat dimulai untuk menyemai benih perdamaian adalah dari stage holter bawah
yakni desa dan jajarannya. Dari sanalah warga mulai menapakkan kaki dan jiwanya
untuk berencana menatap masa. Oleh karena itu, marilah jaga persatuan bangsa
dan negara, majukan segala potensi yang ada. Jadilah permata muda-mudi yang
cerdas, berbangsa dan berdunia maya diera media.
Ayo
Awali
Damaimu, Dari Desamu. Karena Damai Itu Indonesia(R.T.J.)
#tugumudadutadamai
#malondesadamai #damaiituundonesia #oasedesadamai
Tidak ada komentar:
Posting Komentar