Mirasane soto Njuanalan
Tepat
pukul 04.17 alarm handphone milikku berbunyi. Kulihat kearah jendela langit
masih hitam belum ada cahaya matahari yang memancar. Segera Aku rapikan seprai
kasurku dan kulipat selimutku. Tanpa berpikir panjang kemudian Aku
mengambil handuk yang barada di gantungan baju dan menuju kamar mandi untuk
mandi. Tidak lama setelah selesai mandi suara adzan Shubuh berkumandang, Aku
segera mengambil air wudlu untuk menyegerakan melaksakan shalat.
Aku
geser konder jendela kamarku dan cahaya hangat matahari pagi yang menembus di
sela-sela rimbunnya daun pohon menyilaukan mataku. Aku angkat tuas kunci
jendela kemudian kudoron keluar dan Aku ganjal dengan besi pengganjalnya, agar
udara pagi yang segar dapat masuk ke dalam kamarku. Aroma embun yang masih
pekat yang menetes dari ujung dedaunan, membuatku kembali merasakan sensasi
pagi alami yang telah lama tak Ku nikmati 2 bulan terakhir ini salama berada di
Kota Semarang.
Pastilah
tahu, kota Semarang adalah kota besar, meskipun tempatku di pegunungan, akan
tetapi hawa panas itu masih tetap saja menyelimuti. Aku kembali teringat, Aku
memiliki janji dengan kakak kelas MAN dahulu. Nanti malam, Sabtu,7
Mei 2016 Aku bersama kakak
kelasku akan pergi bersama, untuk sekadar bertemu untuk melepas rindu, sharing dan bercanda ria maupun untuk
menikmati kuliner khas Kota Pati Bumi Mina Tani tercinta ini.
Segeralah
Aku berkemas barang, meminta Ibuku untuk turut serta denganKu, menuju kediaman
kakakku di Perumnas Kuthaharjo Kota Pati. Jarum jam telah menunjukan pukul
13.00, bergegaslah Aku memakai sepatu dan jaket untuk perjalanan siang ini.
Sayangnya, jalanan dari Kecamatanku Kayen siang ini begitu terik, dan macet
dengan antrian panjang kendaraan karena perbaikan jalan yang semakin mengular.
Ku putuskan untuk menyela melalui jalan kecil
disisi kirinya yang hanya muat untuk dialalui motor. Asap, debu menambah
gerahnya hawa siang ini, untunlah tak selang beberapa lama Aku dapat melewati
jalan yang diperbaiki tersebut.
Malam
ini kami bersepakat untuk bertemu di depan Koramil Kali Anyar. Liburan bulan
ini yang datang hanya kami berempat. Kak Arif Bani Psikologi UI, Kak Bukhori Masruri
Pendidikan Sejarah UNS, diriku beserta Kak Titik STAIN Kudus.Biasanya kami sering menikmati
makanan khas Pati, seperti nasi gandul, soto kemiri, sega tewel, bandeng
presto, gethok runting dan jajanan khas lainnya. Akan tetapi, kali ini Aku
mengusulkan untuk mencari makanan khas Kota Pati yang lainnya.
Kemudian kami berkeliling-keliling mencari tempat tujuan, di tengah
keramaian kota. Karena cuacanya sedang dingin disertai rinainya rintik hujan
Aku bersama Kak Bani, Bukhori dan Titik memutuskan mencari sesuatu hidangan makan yang hangat. Setelah setengah jam berlalu, akhirnya
laju motor kami terhenti, di depan sebuah warung Soto Ayam Pak Hartono di Jalan Wahid Hasyim Nomor 15 Pati
59114, dekat dengan Pasar Tradisional Gowangsan Pati, yang begitu ramai apalagi di malam akhir
pekan seperti saat ini .
Kami
memesan 4 porsi, melihat nasi yang disiram kuah santan yang hangat, pekat
berwarna kuning dan aromanya harum, khas daun salam membuat kami tak sabar untuk
menikmatinya.Apalagi ditambah suwira daging ayam kecil-kecil, rempela yang diatasnya bersanding dengan kecambah dan
taburan bawang goreng di daampingi teh hangat semakin menggoda selera. Kami
tidak perlu menunggu lama hidangan Soto Njuanalan ini karena dengan sigap,
Bapak pemilik warung melayani pesanan kami agar segera dapat dinikmati .
Kuah
santan ayam yang lebut seperti karamel hangat, bumbu rempah-rempahnya yang
meresap merasuk hingga kedalam daging seperti ayam yang direbus lama didalam
kuah kaldu yang lezat. Seakan tak pernah mau berhenti untuk menikmati
kenikatannya, lagi dan lagi. Nama Njuanalan sendiri, berasal dari salah satu
daerah si pembuat soto, yaitu Kota Juwana.
Memang dari segi tampilan dan kuahnya sedikit berbeda dengan Soto
Kemiri, jika biasanya soto kemiri di
hidangkan dalam mangkok dan kuahnya pekat dengan warna kuning segar, juga aroma
kemiri yang semerbak. Lain halnya dengan Soto Njuanalan, yang berbeda tampilannya
disajikan di atas piring, sedangkan kuah
Soto Njuanalan lebih pekat santan kaldu ayam. Kenikmatan kuliner malam ini
bertmabah lengkap, karena dinikmati bersama-sama kawan yang sudah tidak lama
jumpa.
Usai
menikmati kuliner malam ini, kami memutuskan untuk kembali ke rumah
masing-masing. Berjumpa kembali di liburan yang akan datang, karena
masing-masing dari kami akan kembali lagi ke kota tujuan tempat menimba ilmu.(RTJ).