Selasa, 16 Mei 2017

Feature



Mirasane soto Njuanalan


Tepat pukul 04.17 alarm handphone milikku berbunyi. Kulihat kearah jendela langit masih hitam belum ada cahaya matahari yang memancar. Segera Aku rapikan seprai kasurku dan kulipat selimutku. Tanpa berpikir panjang  kemudian Aku mengambil handuk yang barada di gantungan baju dan menuju kamar mandi untuk mandi. Tidak lama setelah selesai mandi suara adzan Shubuh berkumandang, Aku segera mengambil air wudlu untuk menyegerakan melaksakan shalat.

Aku geser konder jendela kamarku dan cahaya hangat matahari pagi yang menembus di sela-sela rimbunnya daun pohon menyilaukan mataku. Aku angkat tuas kunci jendela kemudian kudoron keluar dan Aku ganjal dengan besi pengganjalnya, agar udara pagi yang segar dapat masuk ke dalam kamarku. Aroma embun yang masih pekat yang menetes dari ujung dedaunan, membuatku kembali merasakan sensasi pagi alami yang telah lama tak Ku nikmati 2 bulan terakhir ini salama berada di Kota Semarang.
Pastilah tahu, kota Semarang adalah kota besar, meskipun tempatku di pegunungan, akan tetapi hawa panas itu masih tetap saja menyelimuti. Aku kembali teringat, Aku memiliki janji dengan kakak kelas MAN dahulu. Nanti malam,  Sabtu,7  Mei 2016  Aku bersama kakak kelasku akan pergi bersama, untuk sekadar bertemu untuk melepas rindu,  sharing dan bercanda ria maupun untuk menikmati kuliner khas Kota Pati Bumi Mina Tani tercinta ini.
Segeralah Aku berkemas barang, meminta Ibuku untuk turut serta denganKu, menuju kediaman kakakku di Perumnas Kuthaharjo Kota Pati. Jarum jam telah menunjukan pukul 13.00, bergegaslah Aku memakai sepatu dan jaket untuk perjalanan siang ini. Sayangnya, jalanan dari Kecamatanku Kayen siang ini begitu terik, dan macet dengan antrian panjang kendaraan karena perbaikan jalan yang semakin mengular. Ku putuskan untuk menyela  melalui jalan kecil disisi kirinya yang hanya muat untuk dialalui motor. Asap, debu menambah gerahnya hawa siang ini, untunlah tak selang beberapa lama Aku dapat melewati jalan yang diperbaiki tersebut.
Malam ini kami bersepakat untuk bertemu di depan Koramil Kali Anyar. Liburan bulan ini yang datang hanya kami berempat. Kak Arif  Bani Psikologi UI, Kak Bukhori Masruri Pendidikan Sejarah UNS, diriku beserta Kak Titik  STAIN Kudus.Biasanya kami sering menikmati makanan khas Pati, seperti nasi gandul, soto kemiri, sega tewel, bandeng presto, gethok runting dan jajanan khas lainnya. Akan tetapi, kali ini Aku mengusulkan untuk mencari makanan khas Kota Pati yang lainnya.
 Kemudian kami berkeliling-keliling mencari tempat tujuan, di tengah keramaian kota. Karena cuacanya sedang dingin disertai rinainya rintik hujan Aku bersama Kak Bani, Bukhori dan Titik  memutuskan mencari sesuatu hidangan makan  yang hangat. Setelah setengah jam berlalu, akhirnya laju motor kami terhenti, di depan sebuah warung Soto Ayam Pak Hartono di Jalan Wahid Hasyim Nomor 15 Pati 59114, dekat dengan Pasar Tradisional Gowangsan Pati,  yang begitu ramai apalagi di malam akhir pekan seperti saat ini .

Kami memesan 4 porsi, melihat nasi yang disiram kuah santan yang hangat, pekat berwarna kuning dan aromanya harum, khas daun salam  membuat kami tak sabar untuk menikmatinya.Apalagi ditambah suwira daging ayam kecil-kecil, rempela  yang diatasnya bersanding dengan kecambah dan taburan bawang goreng di daampingi teh hangat semakin menggoda selera. Kami tidak perlu menunggu lama hidangan Soto Njuanalan ini karena dengan sigap, Bapak pemilik warung melayani pesanan kami agar segera dapat dinikmati .
Kuah santan ayam yang lebut seperti karamel hangat, bumbu rempah-rempahnya yang meresap merasuk hingga kedalam daging seperti ayam yang direbus lama didalam kuah kaldu yang lezat. Seakan tak pernah mau berhenti untuk menikmati kenikatannya, lagi dan lagi. Nama Njuanalan sendiri, berasal dari salah satu daerah si pembuat soto, yaitu Kota Juwana.  Memang dari segi tampilan dan kuahnya sedikit berbeda dengan Soto Kemiri, jika biasanya soto  kemiri di hidangkan dalam mangkok dan kuahnya pekat dengan warna kuning segar, juga aroma kemiri yang semerbak. Lain halnya dengan Soto Njuanalan, yang berbeda tampilannya disajikan  di atas piring, sedangkan kuah Soto Njuanalan lebih pekat santan kaldu ayam. Kenikmatan kuliner malam ini bertmabah lengkap, karena dinikmati bersama-sama kawan yang sudah tidak lama jumpa.
Usai menikmati kuliner malam ini, kami memutuskan untuk kembali ke rumah masing-masing. Berjumpa kembali di liburan yang akan datang, karena masing-masing dari kami akan kembali lagi ke kota tujuan tempat menimba ilmu.(RTJ).







Tidak ada komentar:

Posting Komentar