Rabu, 09 Agustus 2017

KEBANGKITAN NASIONAL SEBAGAI MOMENTUM MENCEGAH RADIKALISME



KEBANGKITAN NASIONAL SEBAGAI MOMENTUM
MENCEGAH RADIKALISME

Momentum Kebangkitan Nasional merupakan salah satu wahana yang dapat kita gunakan untuk membangkitkan semangat nasionalisme, utamanya generasi muda di Semarang. Karena pemuda Semarang merupakan salah satu bagian dari perubahan kebangkitan bangsa, yaang bersinergi di bawah pimpina Budi Utamo melawan  penjajah ditandai dengan Pertempuran Lima Hari Semarang. Di sisi lain, Kota  Semarang merupakan salah satu saksi bisu perjuangan kebangkitan itu.
Kebangkitan Nasional adalah tonggak sejarah bangsa Indonesia, yang harus dipelajari, dipahami, yang selanjutnya dijadikan inspirasi dalam perjalanan bangsa untuk mewujudkan cita-cita hidup berbangsa. Rasa nasionalisme tersebut mendorong bangsa ini tetap eksis, mandiri,  dan berkembang sejajar dengan martabat bangsa-bangsa lain yang sudah maju maupun yang sedang menggapai kemajuan.
Nasionalisme adalah suatu sikap politik dari masyarakat suatu bangsa yang mempunyai kesamaan kebudayaan, dan wilayah serta kesamaan cita-cita dan tujuan, dengan demikian masyarakat suatu bangsa tersebut merasakan adanya kesetiaan yang mendalam terhadap bangsa itu sendiri. Perjuangan serentak diberbagai kota di Indonesia yang diwarnai dengan pertumbahan darah dan pengorbanan, yang menghasilkan kebangkitan gelora kemenangan pemuda. Hingga dimaknai sebagai kebangkitan pada perekatan persatuan dan kesatuan di antara masyarakat Indonesia. Semangat akan persatuan dan kesatuan diwujudkan dengan ikrar Sumpah Pemuda yang dilakukan oleh para pemuda Indonesia pada waktu itu untuk berjuang bersama mencapai suatu kemerdekaan bagi tak terkecuali pemuda-pemudi Semarang.
Gelora semangat kemenangan tersebut, sudah 109 tahun dinikmati oleh berbagai lini kehidupan masyarakat Indonesia. Sebuah usia yang tak lagi muda serta perjalanan panjang bangsa ini untuk terus menjadi sebuah negera yang benar- benar merdeka baik secara moral dan spiritual. 
Namun, realitas saat ini menunjukkan merosotnya semangat Kebangkitan Nasional tersebut,  terutama di kalangan generasi muda. Apalagi, di tengah arus globalisasi yang dipenuhi oleh berbagai isu dan propaganda, melalui penyebaran-penyebaran paham atau ideologi radikalisme dan terorisme. Hal ini dikhawatirkan dapat menyulut perpecahan, ......Indonesia, apabila generasi muda sebagai pilar pemimpin bangsa sudah kehilangan jati dirinya.
Karena Paul Ricoeur dalam Haryatmoko “Etika Politik dan Kekuasaan” (2014:24) menyatakan ideologi sangat berperan dalam strukturasi tindakan sosial. Kelompok tersebut menjadi provoktor untuk memecah belah bangsa ini, dengan berbagai tujuan polikti kekuasaan. Mereka berlomba-lomba untuk menebarkan benih-benih kebencian, di atas perbedaan masyarakat yang plural ini. Apabila disadari, bahwa kebencian itu penyebab utama kekerasan masal yang mewabah di Indonesia saat ini. Berbagai tindakan kriminal seperti perusakan dan pembakaran tempat ibadah, penjarahan, pemerkosaan, penganiayaan, dan pembantaian. Orang boleh mengatakan sebab utama adaah kesenjangan ekonomi atau sistem politik yang represif. Tetapi, tidak bisa dipungkiri dan diabaikan peran kebencian sebagai “pisau sayat” untuk merobek jala persatuan atarkelompok agama, ras, dan golongan itu dilakukan oleh pihak-pihak yang berkepentingan.
Salah satu tindakan yang dapat pemuda Semarang lakukan untuk menyongsong Kebangkitan Nasional, 21 Mei 2017 nanti yaitu mengisiya dengan berbagai kegiatan yang mengandung nilai-nilai afektif dan edukatif yang dapat dijadikan teladan untuk generasi masa kini dan yang akan datang. Memanfaatkan momentum untuk menghidupkan kembali semangat nasionalisme pada generasi muda. Karena, sesungguhnya berbagai problematika yang terjadi di sebuah bangsa modern tidak bisa dipisahkan dari sejarah panjang identitas nasional yang telah diperjuangkan para elit masa pergerakan nasional yang perlu kita ingatkan kembali.
Selain itu, momentum peringatan ini dapat jadikanlah titik awal dalam membangun kesadaran untuk bergerak mengatasi permasalahan-permasalahan yang dihadapi bangsa Indonesia. Perlu diingat kebangkitan yang telah diperjuangan dengan pertumpahan darah dan gelora kebangsaan itu, dapat kita apresisasi dengan semangat persatuan yang tertanam dalam jati diri setiap warga negara. Apabila hal itu dilakukan, akan semakin memperkukuh rasa persatuan, kesatuan dan keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Penjagaan dari segala bentuk ancaman dan tidak lupa perbaikan kehidupan bangsa yang lebih “berharmoni” ke depannya, terutama di Kota Semarang. Maka generasi muda harus tetap meletakkan jati diri dan identitas nasional sebagai dasar kepribadiannya untuk menghadapi brbagai tantangan dan pengembangan kreativitas budaya globalisasi.
Di luar itu, dengan adanya momentum tersebut, gerekan pemuda Semarang patut terus mengapresiasi kesadaran masyarakat Semarang, yang telah berani mengambil keputusan dan tindakan atas penyebaran paham radikalisme. Diantaranya adalah penolakan terhadap rencana pembentukan  suatu organisasi masyarakat yakni Hizbut Tahrir Idonesia (HTI) dan Front Pembela Islam (FPI).
Seperti yang dilontarkan Wakil Ketua Organisasi Pemuda Laskar Merah Putih, Iwan Cahyono yang dilansir oleh detik.com. “Sampai kapanpun kami menolak keberadaan FPI di Kota Semarang. Kami harap segera dibubarkan (acara pengukuhan),” kata Iwan di lokasi, Kamis (13/4/2017) malam.  Maka banggalah menjadi generasi muda yang tangguh dan berani bangkit untuk melawan paha-paham yang bertentangan dengan Pancasila, serta merusak kebhinekaan negara ini. [RTJ-16/05]


Perwakilan Masyarakat Jawa Tengah Ikuti Fokus Group Discussion BNPT



Perwakilan Masyarakat  Jawa Tengah Ikuti Fokus Group Discussion BNPT


Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), Sabtu, 27 Mei 2017 mengadakan Focus Group Discussion (FGD) BNPT Bersama Forum Kordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Jawa Tengah dan Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Jawa Tengah. Acara yang berlangsung tertutup ini, dilaksanakan di hotel Dafam Semarang, dengan agenda  silaturahmi, FGD Pelibatan Masyarakat dalam Pencegahan Terorisme serta musyawarah pembentukan pengurus FKPT Jawa Tengah masa bakti 2018-2020 . Kepala Sub Bidang Pencegahan Dr. Hj. Andi Intan Dulung M.Hi, menyatakan diskusi ini melibatkan beberapa komponen yang menghadirkan perwakilan akademisi, organisasi pemuda, tokoh perempuan lintas agama, media masa hingga budayawan. “Acara ini dihadiri oleh perwakilan-perwakilan masyarakat antaranya ada akademisi, tokoh masyarakat yang di dalamnya ada juga tokoh perempuan antar lintas agama, organisasi pemuda, rekan media serta budayawan atau seniman,” tuturnya Semarang, Sabtu, (27/05) siang.  
Tujuan diadaknnya forum tersebut adalah untuk menyatukan persepsi dari berbagai kalangan  dimasyarakat, tentang pentingnya menjaga persatuan dan kesatuan NKRI serta Pancasila. Di mana saat ini semakin banyak aksi yang dilakukan oleh pihak berkepentingan untuk memecah belah kepluralan Indonesia melalui penyebaran radikalisme dan ancaman terorisme, utamanya di Jawa Tengah. Oleh karena itu FKPT Jawa Tengah menyusun strategi melalui kolaborasi dengan komponen masyarakat, termasuk menggandeng Duta Damai Dunia Maya Regional Jawa Tengah. Yang akan menggonter propaganda radikalisme di dunia maya dengan membanjiri konten-konten positif yang menyatukan persepsi bahwa kita adalah satu, Indonesia dan Pancasila.
Ditemui juga, Lukman Hakim selaku wakil ketua DPD Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Jateng berpendapat bahwa. “Kita harus memformulasikan cara yang taktis dan strategis untuk menanggulangi radikalisme dan terorisme yang berkembang saat ini. Yakni dengan cara menemukan terlebih dahulu potensi radikal dan terorisme, setelah itu diajak untuk kembali ke jalan yang benar, kemudian yang terakhir merumuskan kiprah Indonesia untuk lebih maju,” Sabtu, (27/05) siang. Maksudnya kita sebagai pemuda Indonessia generasi penerus bangsa, jangan hanya mengimbangi saja namun harus cegah dan tagkal sebelum kecolongan. Selain itu, Lukman juga memberikan salah satu contoh pola berpikir pemuda yang diterapkan dalam KNPI Jawa Tengah yaitu pemikiran RADIKAL (Rasional, Terdidik, dan Berakal). Jadi pemuda harus selektif, berpikir rasional dan menggunakan ilmu pengetahuan sebagai konfirmasi atas suatu paham atau informasi yang belum diketahui kejelasannya. (RTJ/LR/28-05).

Pengukuhan Duta Damai Semarang 2017 Pemuda Harus Selalu Jernih Pemikirannya



Pengukuhan Duta Damai Semarang 2017
Pemuda Harus Selalu Jernih Pemikirannya
Acara pengukuhan sekaligus penutupan Pelatihan Duta Damai Dunia Maya Pusat Media Damai (PMD)Semarang dilaksanakan pada Kamis, (18/05). Acara yang diselenggarakan di Crown Plaza Hotel, Semarang ini  mengukuhkan 60 peserta dan lima website sebagai media damai. Media yang diharapkan akan turut serta meramaikan dunia maya dengan konten positif sekaligus sebagai kontra propaganda untuk mencegah aksi radikalisme dan terorisme di masyarakat. Kelima media tersebut yakni GARIS, SEMAI, TUGUMUDA, BLAIK, DAN TRADAM.
Acara yang pertamakali diadakan di Kota Semarang ini, dihadiri oleh Brigadir Jenderal (Brigjen) Dadang Hendrayuda selaku Kepala Biro Umum Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), Kolonel Pasukan (Kol. Pas.) Drs. Sudjatmiko selaku Kasubdit Pengawasan Dan Kontra Propaganda BNPT, serta brand ambassador PMD Kikan eks vokalis band Cokelat.
Dalam sambutannya, Dadang menjelaskan komitmen dan konsistensi BNPT dalam melindungi masyarakat Indonesia dari bahaya radikalisme dan terorisme. Selain itu, Dadang juga berharap agar Duta Damai Semarang mampu menjadi agen pembawa perdamaian terutama di dunia maya. “Saya harap pemuda yang ada disini memiliki sifat seperti warna biru muda, yang jernih dan selalu menjaga pikiran serta tidak mudah terpengaruh oleh isu-isu pemecah persatuan bangsa” tutur pria yang dulunya anggota kopassus ini kepada peserta Duta Damai Searang, Kamis (18/5) siang. Acara ditutup dengan pembacaan “Ikrar Damai” dan prosesi pengukuhan Duta Damai Dunia Maya Semarang 2017 diiringi lagu Tanah Airku yang dibawakan oleh Kikan. (FP/RTJ)