FKPT JATENG,
GANDENG SANTRI UNTUK MELAWAN
RADIKALISME DAN TERORISME
Dalam rangka, memerangi virus radikalisme
dan terorisme yang mulai menyebar di kalangan siswa sekolah baik dasar,
menengah, dan atas hingga pondok pesantren. Forum Koordinasi Penanggulangan
Terorisme (FKPT) Jawa Tengah, mengadakan program-program penenggulangan
penyebaran, salah satunya dengan Gerakan 1000 Santri Menulis 2017. Kegiatan ini
untuk mengimbangi sosialisasi-sosialisasi yang telah dilakukan di sekolah-sekolah.
Sarasehan jurnalistik 1000 santri menulis FKPT
Jawa Tengah ini, juga didukung oleh Suara Merdeka. Untuk bersinergi membudayakan menulis dan
literasi bagi generasi muda Indonesia. Di mana kegiatan tersebut, telah
dilakukan pertamakali pada Kamis Pahing, 1 Juni 2017M/ 6 Ramadan 1438H lalu. Kegiatan ini bertempatkan
di Pondok Pesantren Yayasan Islam Su’ada (Yasua), Desa Pilangwetan, Kecamatan
Kebon Agung Kabupaten Demak, pimpinan KH Muchit Abdul Hakim.
Selanjutnya masih ada empat tempat yang
menjadi tujuan penyelenggaraan acara ini, diantaranya.
1.
Selasa
Pahing, 6 Juni 2017M/11 Ramadan 1438H. Bertempatkan di Pondok Pesantren Terpadu
Alhikam, Banyudono Kabupaten Boyolali, pimpinan KH Ali Muhson.
2.
Rabu
Pon, 7 Juni 2017M/ 12 Ramadan 1438H. Bertempatkan di Pondok Pesantren Daarul
Amanah, Jalan Raya Sukorejo, Weleri, Kabupaten Kendal, pimpinan KH Mas’ud Abdul
Qodir.
3.
Selasa,
13 Juni 2017M/ 17 Ramadan 1438H. Bertempatkan di Pondok Pesantren Sirojul
Mukhlasin 2, Jalan Kalibening Payaman Secang Kebupaten Magelang, pimpinan KH
Minanurrohman Anshori. Kemudian,
4.
Rabu,
14 Juni 2017M/ 18 Ramadan 1438H. Bertempatkan di Universitas Islam Negeri
(Uin) Walisongo Semarang, Jalan Prof
Hamka Ngalian Jrakah Semarang. Sekaligus menghadirkan Prof. Dr. H. Muhibbin
M.Ag selaku rektor.
Menurut Dwiyono
wahyu A., Tim Sekretariat FKPT Jawa Tengah menyatakan. “Dari kegiatan menulis
tersebut, mereka dapat menyalurkan hobi, dan membudayakan mencari informasi
melalui sumber literasi, serta menambah kepekaan dalam membaca kondisi yang
terjadi di sekitarnya, Sabtu (27/05), siang.”
Selain memberikan wawasan, kegiatan ini
juga bertujuan untuk memberikan pemahaman dan mengarahkan agar generasi muda
berpikir jernih. Tidak mudah digoyahkan pendiriaan, serta selektif dalam
menerima dan menyebarkan informasi. Sebab dari pola pemikiran dan pemahaman sejak
dinilah yang dapat mempengaruhi pola-pola selanjutnya.
Apalagi saat ini banyak dokrin dan
kekerasan serta penebaran kebencan yang berkedokkan agama. Maka berawal dari
pola pemikiran generasi santri tersebut, yang notabennya lebih tahu tentang
agama, akan mudah diarahkan ke depannya. Selain itu, mereka juga generasi garda
terdepan dalam melawan radikalisme dan terorisme yang ingin menjatuhkan dan
merusak citra Islam di mata dunia.
Karena sesungghnya Islam adalah agama Rahmatan
Lil Alamin. Dalam Islam, terdapat
konsep ar-Rahman ar-Rahim. Al-Quran menegaskan bahwa Islam adalah
agama damai, tidak mengenal paksaan dalam berkeyakinan, sebagaimana ditegaskan:
“Tidak ada paksaan dalam agama” Qs. Al-Baqarah ayat 256. Berdakwah
mengajak kepada kebaikan sekalipun (menghindar dari keburukan), harus dilakuan
dengan kelembutan dan kedamaian. Maka pemahaman keberan tersebut yang harus
disebarkan. (RTJ).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar